Bertempat
di Lapangan Rumput Kosekhanudnas III Medan upacara 17an gabungan di bulan Agustus
2013 dilaksanakan secara hikmad dan lancar. Bertindak sebagai inspektur upacara
adalah Komandan Lanud Soewondo Kolonel Pnb SM. Handoko. S. IP. M. AP dan di
hadiri Para Pejabat Kosekhanudnas III
Medan dan Pejabat Lanud Soewondo dan seluruh personel TNI AU di medan.(17/8)
KASAU dalam Sambutannya yang di bacakan Komandan
Lanud SoewondoUpacara Bendera Tujuh Belasan ini bertepatan dengan peringatan
ke-68 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang merupakan titik kulminasi
melawan penjajah Belanda, melalui Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang di kumandangkan
oleh Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia. Salah satu
makna Upacara Bendera Tujuh Belasan adalah untuk memantapkan kualitas
pengabdian kepada negara dan bangsa serta sebagai sarana mempertebal
nasionalisme dan patriotisme, yang selanjutnya diimplementasikan dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari.
Kemerdekaan
Indonesia diraih dengan susah payah dan tiada henti untuk mewujudkannya melalui
pengorbanan nyawa harta dan tetesan darah dari para patriot Tanah Air. Selain
itu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menunjukkan bahwa perjuangan merebut
kemerdekaan merupakan sikap solidaritas dan nasionalisme dari seluruh komponen
bangsa sehingga arah perjuangan bangsa tidak bersifat kedaerahan. Salah satu
benang merah dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan adalah keberadaan jiwa
nasionalisme dan rela berkorban demi tanah air dari para pejuang. Sebagai
generasi penerus, kita wajib memberikan penghormatan yang tinggi terhadap para Founding Fathers dan pejuang bangsa,
yang saat itu sudah memiliki semangat dan jiwa yang tulus dan rela berkorban.
Dikatakan,
Dalam era sekarang sikap nasionalisme dan rela berkorban, yang telah
diteladankan para pejuang harus senantiasa terpatri di dada setiap generasi
penerus anak bangsa. Implementasi dari sikap nasionalisme dan rela berkorban
terhadap negara dan bangsa, diharapkan tidak sekedar wacana dan debat pendapat,
namun harus nyata berupa kontribusi positif dalam pembangunan bangsa dan
negara. Para komponen bangsa sepakat bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
adalah harga mati yang tidak bisa ditawar, untuk itu kesepakatan tersebut harus
tetap kita pegang sampai kapan dan dimanapun. Kita harus berani bertindak tegas
jika ada wacana dan pemikiran yang menginginkan suatu daerah atau wilayah lepas
dari keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai negara yang telah 68
tahun merdeka, tantangan yang dihadapi bangasa indonesia sangat berat dalam
mewujutkan cita-cita nasioanal seperti yang diamanatkan UUD 1945. Untuk itu
setiap komponen dan anak bangsa harus memahami permasalahan ini sehingga saling
bahu membahu dalam meberikan solusi
terhadap permasalahan yang sedang terjadi.
Sebagai
anak bangsa kita merasa perihatin,
ditengah dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara, masih ada komponen bangsa
yang menginginkan daerah atau wilayahnya lepas dari NKRI. Untuk mengeliminir
keinginan tersebut harus ada langkah konkrit dari setiap komponen bangsa dalam
tindakannya, bukan hanya sekedar wacana dan mementingkan kelompoknya. Dalam
situasi apapun, semangat nasionalisme harus tetap tertanam dalam jiwa seluruh
anak bangsa sehingga negara Indonesia tetap berdiri kokoh dan sejajar dengan
bangsa lain.( Pen Lanud Soewondo)